Rabu, 30 Januari 2013

8 Keyakinan Membuat Anda Tahan Banting dalam Berbisnis

Liputan6.com, New York : Terjun ke dunia bisnis memang tak hanya perlu modal dana dan nyali. Dalam perjalanan memulai usaha tak jarang si pelakunya mengalami keputusasaan karena yang terjadi tak sesuai target atau yang diharapkan. Berikut ini nasihat para ahli bagaimana Anda harus memiliki 8 keyakinan ini agar tahan banting dalam berbisnis.

"Banyak orang hidup dari keputusasaan karena perhatian mereka terpaku pada hal-hal yang tidak bisa mereka kontrol, seperti peristiwa yang terjadi di luar, peristiwa-peristiwa masa lalu, dan pendapat-pendapat orang lain," ungkap Geoffrey James, kolumnis Sales Source di Inc.

Akibatnya, lanjut James, para pebisnis pemula ini tidak sempat memperhatikan hal-hal yang bisa dikontrolnya karena terlalu sibuk dengan hal-hal di luar dan pendapat orang.

Masalah-masalah tersebut bisa diatasi dengan keyakinan, sikap, emosi dan perilaku. Namun menurut James, dari empat hal tersebut, hal yang terpenting adalah soal keyakinan.

Karena menurutnya apa yang orang yakini dalam kehidupan dan pekerjaannya secara luas akan mempengaruhi apa yang dirasakan (yakni emosi dan sikap) dan apa yang dilakukannya (yakni perilaku yang dihasilkan).

Dalam pandangannya, ada 8 keyakinan pribadi yang tidak hanya akan menjauhkan Anda dari keputusasaan, tetapi juga memberi Anda keuletan untuk mengatasi semua masalah yang mendatang.

Berikut ini 8 keyakinan yang diperlukan saat terjun ke dunia bisnis agar Anda tahan banting, seperti dikutip dari Inc, Selasa (1/1/2013):
  


1. Kesuksesan hari ini dapat menghasilkan kegagalan di masa depan, itu bila Anda membiarkan kesuksesan ini membuat Anda puas diri. Jadi tetaplah jaga sikap semangat dan terus maju.

2. Anda dapat belajar lebih banyak dari kegagalan dibanding kesuksesan. Kegagalan mampu memperbarui kerendahan hati Anda, mempertajam objektivitas dan membuat orang semakin tangguh.

3. Mimpi yang mengandung kata "Aku mencoba..." adalah pelemahan diri. Bila Anda ingin mimpi yang sungguh-sungguh memotivasi, gunakanlah kata seperti "Aku akan" atau "Aku harus".

4. Apa yang sesungguhnya menghambat banyak orang adalah ketakutan akan gagal. Anda hanya akan gagal karena kecerobohan atau karena tidak mencoba, maka apa ruginya jika melakukannya?

5. Apa yang Anda katakan akan memperkuat apa yang Anda pikirkan, maka bila sesuatu keluar dari mulut Anda yang tidak sesuai dengan tujuan Anda, segera tutup mulut Anda rapat-rapat.

6. Anda bertanggung jawab atas kebahagiaan Anda sendiri. Maka ketika orang lain kejam kepada Anda, itu peringatkan diri Anda untuk tetap berbuat baik pada diri Anda sendiri.

7, Ada sebuah kalimat ajaib yang mampu membuat masalah tersulit menjadi lebih mudah untuk diatasi. Kalimat ajaib itu adalah: "Don't take it personally". ("Jangan dimasukkan ke hati" atau "Jangan mudah tersinggung".

8. Ketika terjadi situasi di mana kebesaran hati dibutuhkan seperti meninggalnya keluarga yang sangat kita sayangi, ingatlah urusan bisnis bahkan tidak sebanding dengan segenggam penderitaan tersebut.
 

Jumat, 11 Januari 2013

Membeli Rumah Tanpa Uang Muka

Membeli Rumah Tanpa Uang Muka


Sekali lagi bahwa properti itu unik. Satu lokasi dengan lokasi lainnya memiliki perbedaan. Boleh dikatakan bahwa properti sudah terdiferensiasi. Bisa kita lihat berapa harga jual tipe 36 di perumahan A dan dibandingkan dengan tipe yang sama di perumahan B. Itu dari harga, belum dari diskon, dari spesikasi bangunan, dari fasilitas rumah maupun fasilitas umum kawasan.
Berbeda pula dengan harga jual mobil yang sudah terstandarisasi. Harganya relatif sama untuk penjualan di Jakarta jika dibandingkan dengan Bandung, Cirebon, Surabaya dll. Pun jika terjadi selisih harga, anggap saja itu adalah beban pengangkutan.
Di sinilah letak kunci dari membeli rumah tanpa uang muka. Apalagi developer kadang memberikan diskon bervariasi. Celah diskon ini dapat kita manfaatkan sebagai uang muka.
Setidaknya ada 5 cara untuk membeli rumah tanpa uang muka.
Pertama, developer / penjual memang menjual propertinya tanpa uang muka dan kredit langsung ke developer. Sering kita lihat iklan gede-gedean 48X cicilan, tanpa uang muka, cicilan pertama langsung huni.
Kedua, developer / penjual telah bekerjasama dengan pihak perbankan untuk penjualan properti tanpa uang muka. Sekilas tampak tidak terjadi apapun kecuali menguntungkan konsumen. Di balik kerjasama ini adalah developer / penjual telah memiliki tabungan yang ditahan sebesar uang muka konsumen. Jadi sebenarnya tetap saja ada uang muka, namun ditanggung oleh developer sampai rumah selesai serah terima.
Ketiga, memanfaatkan celah diskon. Perang diskon antar developer dapat kita manfaatkan sebagai uang muka. Caranya juga mudah. Seolah-olah diskon yang diberikan adalah uang muka yang telah anda bayarkan. Tentu saja anda musti ber”koordinasi” dengan developer / penjual sebelum melakukan transaksi.
Contoh perhitungannya seperti ini. Misal sebuah rumah tipe 36 seharga 100juta. Diskon 10%. Maka harga sebenarnya adalah 90juta bukan? Maka dalam pengajuan KPR ke Bank, akui saja bahwa harga rumah tipe 36 MEMANG 100juta. Seolah-olah anda telah membayar 10 juta uang muka, sehingga KPR anda adalah sebesar 90 juta.
Keempat, mark up harga. Mengingat properti itu memang sudah masing-masing memiliki perbedaan, maka harga juga akan sangat bervariasi. Bahkan dalam satu kawasan saja, harga satu tipe yang sama bisa berbeda. Nah, celah ini dapat kita manfaatkan dengan menaikkan harga sedikit lebih tinggi sesuai dengan nilai uang muka. Masih sama dengan cara ketiga, anda tetap harus ber”koordinasi” dengan developer / penjual sebelum melakukan transaksi.
Contoh perhitungannya seperti ini. Misal harga tipe 36 adalah 90juta. Maka anda perlu memark-up sampai dengan 100juta (kalikan harga sebesarnya dengan faktor 1,1111 apabila uang muka yang dipersyaratkan oleh bank adalah 10%). Seolah-olah anda telah membayar 10 juta untuk mendapatkan KPR sebesar 90juta yang notabene sama dengan harga rumah.
Kelima, deposito sebagai agunan tambahan. Baca kembali cara kedua dimana developer mempunyai tabungan yang ditahan sebagai uang muka. Nah, ini adalah kebalikan dari cara kedua dimana tabungan yang ditahan adalah anda yang sediakan. Biasanya berupa deposito.
Potensi kegagalan
Membeli rumah tanpa yang muka bukannya akan 100% disetujui. Potensi gagal atau tidak mencapai 100% biasanya dikarenakan, Pertama, kemampuan membayar kembali pembeli kurang dari yang disyaratkan.
Kedua, karena kita melakukan mark up baik mark up harga atau bermain diskon, maka nilai riil melebihi nilai pasar. Appraisal dari Bank bisa jadi menilai agunan anda kurang dari yang disyaratkan.
Ketiga, agak susah dilaksanakan untuk kavling siap bangun dimana developer / penjual tidak memiliki kerjasama KPR inden. Mengapa? Karena developer sebenarnya membutuhkan uang muka untuk membangun rumah anda. Jika anda membeli tanpa uang muka dan developer tidak memiliki skema kpr inden, uang dari mana untuk membangun?
Keempat, jika nama anda sudah menjadi bagian dari Daftar Hitam Bank Indonesia, mau uang muka 90%-pun, belum tentu Bank akan memberikan KPR kepada anda. Semoga anda jangan sampai masuk dalam daftar hitam itu. Amin.
Hayo, siapa berani mencoba ?